Sejuta Manfaat Membaca Untuk Anak
Kenapa anak SD zaman sekarang susah sekali membaca?
Tidak dapat dipungkiri, anak SD zaman sekarang susah sekali
disuruh membaca buku. Benar tidak? Coba saja lihat para bocil-bocil sekolah
dasar yang ada di sekitarmu. Kalau mereka sedang punya waktu luang, apa yang
dilakukan? Yang perempuan biasanya main TikTok, sedangkan yang laki-laki main
plipayer. Tidak jauh jauh dari gadget. Yah maklumlah, generasi Y. Mereka sudah
tidak asing lagi dengan yang namanya teknologi. Tapi sayangnya, para
bocil-bocil di Indonesia sebagian besar sulit sekali memanfaatkan teknologi
untuk yang berfaedah, contohnya membaca. Membaca apa saja lah, bisa buku, artikel, atau berita. Meski aneh
juga sih menyuruh anak kecil membaca berita dari HP, tetapi teknologi jangan
hanya dipakai untuk tujuan yang menghibur terus dong. Sayang sekali melihatnya.
Ada HP dan jaringan internet, tetapi tidak pernah digunakan untuk belajar membaca. Mungkin
bisa juga sih belajar tanpa membaca, seperti lewat tayangan youtube atau game-game yang mengasah
keterampilan. Tetapi tahukah kalian bahwa membaca buku punya manfaat besar
sekali untuk otak anak dibandingkan kegiatan lainnya?
Ya, membaca sungguh-sungguh sebuah kegiatan yang multi manfaat. Ia
punya kebaikan berganda sehingga membaca jadi kegiatan yang tidak ada ruginya. Manfaat
membaca yang pertama akan kita lihat dari sisi kinerja otak, yaitu menstimulasi
otak anak. Bagaimana mungkin? Karena membaca itu mampu membuat otak kita
bekerja karena bacaan membuat kita membayangkan cerita. Otak kita berimajinasi
sehingga membuatnya senantiasa aktif ketika membaca. Bandingkan dengan proses
otak ketika kita menonton TV. Tayangan yang disajikan tidak membuat otak kita
aktif, melainkan pasif. Bagaimana coba otak bisa berkembang kalau dia
keseringan pasif?
Manfaat membaca kedua membaca akan dilihat dari sisi
kecerdasan anak. Pernah liat anak yang orangtuanya suka belikan buku, yang
menghasilkan anak itu juga senang baca? Coba tes pengetahuan umumnya. Anak-anak
yang seperti ini cenderung punya pengetahuan lebih banyak dari anak anak yang
tidak biasa baca buku. Hal-hal sederhana, seperti cara kerja barang atau
istilah-istilah tertentu akan ia pahami dengan mudah. Ia pun menjadi lebih tahu
daripada kebanyakan anak seusianya. Saya sendiri sangat merasakan perbedaan
dari banyak membaca dan belajar dari buku. Membaca sungguh membuat saya merasa lebih
pintar dan berpengetahuan. Membaca dapat mengimbangi pengetahuan kita yang tidak
tahu banyak mengenai dunia ini. Kalau cuma disuruh mengetahui sesuatu lewat
keseharian, ada banyak sekali wawasan yang kita tidak ketahui. Dengan membaca,
kita dapat melihat hal-hal baru, dari perspektif yang baru pula sehingga
pengetahuan tersebut akan sangat memperkaya kita.
Manfaat ketiga, meningkatkan kemampuan menulis. Saya pribadi
harus terus membaca agar terus bisa menulis. Tulisan adalah buah dari
pengetahuan yang saya baca. Tak hanya pengetahuan dari bacaan yang didapat,
tetapi juga referensi kosakata yang penting ketika kita merangkai tulisan. Walaupun
kemampuan menulis harus diimbangi dengan latihan, membaca juga jadi salah satu
faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas.
Manfaat membaca yang keempat ini lebih diperuntukkan bagi
anak kecil, yakni menumbuhkan rasa empati. Saya percaya anak anak kecil yang
berbuat agresif (seperti suka memukul) itu bisa jadi disebabkan oleh
ketidaktahuannya terhadap konsep empati. Besar kemungkinannya anak tersebut
tidak pernah melihat bagaimana empati itu diimplementasikan. Dalam buku cerita
anak, ada banyak contoh-contoh perilaku sehingga seorang anak dapat melihat
timbal balik sebuah perbuatan. Ia akan mengerti konsep baik buruk ketika
ditunjukkan dua tokoh yaitu yang protagonis dan antagonis. Melihat orang yang
berperilaku buruk terhadap yang baik akan memunculkan empati dalam diri anak. Dalam
kesehariannya, anak pun akan berpikir ulang jika hendak melakukan hal buruk
karena telah mengetahui konsekuensinya. Masih ada banyak lagi manfaat lainnya yang tidak bisa saya sebutkan disini!
Dahulu saya menyesal karena tidak memupuk kebiasaan membaca.
Kentara sekali perbedaannya dengan teman-teman saya yang senang membaca. Hal ini
membuat saya malu, bahkan menyebabkan saya tertinggal dalam hal tertentu. Saya tidak
diterima beasiswa karena wawasan yang pas-pasan. Maka, alangkah baiknya jika
selagi kecil kebiasaan membaca sudah dipupuk. Tidak perlu kesulitan mengejar
ketertinggalan, dan tentunya bisa lebih berwawasan dari orang lain. Karenanya,
para orangtua, jangan sampai mengulang kesalahan saya yang dulu!
Fenomena tidak biasa membaca ini juga saya temui dalam dunia
pendidikan sekolah dasar. Saya telah mengajar banyak anak anak sekolah dasar
sebelumnya, dan wawasan anak anak ini rasanya hanya banyak pada trend tiktok
atau game saja. Sangat disayangkan mengingat anak anak kecil mempunyai potensi untuk
menyerap banyak hal, tetapi malah tenggelam dalam hal-hal yang hanya bersifat
menghibur.. Padahal kalau seluruh anak gemar membaca, pembelajaran di sekolah pasti
akan sangat terbantu! Kalau sekolahnya lancar, orangtua juga pasti senang kan? Makanya,
yuk bun kita kaji lagi penggunaan teknologi untuk yang lebih bermanfaat. Kita bisa
menginstall aplikasi I-Pusnas yang menyediakan buku-buku gratis dan legal lalu
membacakan buku-buku cerita ke anak, atau aplikasi membaca yang turut
mengembangkan wawasan lainnya. So many possibilities, tinggal kita saja bisa
atau tidak memanfaatkan teknologi!
Komentar
Posting Komentar