Thaharah, Solusi Fikih MI Di Situasi Pandemi
Islam senantiasa mengajarkan
kebersihan bagi umatnya. Kebersihan diri maupun lingkungan menjadi salah satu
gaya hidup yang wajib bagi seorang muslim. Tak hanya sekadar gaya hidup, bab mengenai kebersihan termasuk dalam cakupan ilmu Fikih, yakni bab Taharah. Taharah
merupakan syariat dasar menjaga kebersihan sebagai syarat sah beribadah. Tidak
hanya untuk alasan estetika dan ibadah, taharah juga penting untuk
kesehatan. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 ini, menjaga kebersihan
merupakan hal yang harus dilakukan agar terhindar dari ancaman virus Korona
yang menginfeksi organ pernapasan melalui mulut, hidung, dan mata. Untuk itu,
menjaga kebersihan sebagaimana ajaran Islam dianggap sangat penting sebagai
solusi nyata untuk menghadapi situasi ini.
Selayang Tentang Taharah
Kebersihan dalam Islam berkaitan erat dengan istilah Taharah. Taharah menurut bahasa
berarti suci dan bersih. Esensi taharah adalah menghadirkan keadaan yang bersih
dari luar tubuh sekaligus suci dalam diri. Dari paparan ini, taharah
dimaksudkan bukan hanya untuk kebersihan serta kesucian secara lahiriah,
melainkan juga secara batiniah. Kebersihan di luar diharapkan dapat
menghadirkan kebaikan dalam diri kita. Materi taharah termasuk dalam ruang
lingkup mata pelajaran Fikih Kurikulum 2013
PAI dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dalam bahasan Fikih MI,
konteks taharah adalah berwudhu dan pembersihan hadast serta najis sebagai
syarat sah shalat.
Thaharah sering
dihubungkan dengan nadhofhah atau kebersihan secara lahir. Dalam bahasan bab Fikih MI, nadhofhah tercapai
dengan membersihkan hadast (keadaan tidak suci seseorang) dan najis (kotoran).
Hadast terbagi menjadi dua, yakni hadast kecil dan besar. Hadast kecil
disebabkan karena buang hajat, buang angin, atau tidur dan disucikan dengan
wudhu. Sedangkan hadast besar disebabkan karena berhubungan suami istri, haid
atau nifas, atau keluarnya air mani dari kemaluan dan disucikan dengan mandi
besar. Sedangkan najis dibagi menjadi 3 tingkatan yakni mukhafaffah (ringan),
muttawasithah (sedang), dan mughaladhah (besar). Ketiga najis tersebut
dibersihkan dengan cara yang berbeda.
Dalil mengenai taharah
ada dalam Al-Quran dan Sunnah. Dalam Al-Quran QS Al-Baqarah: 222 di akhir
ayat “….Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang gemar bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan
diri”. Tidak hanya suci, bersih juga disebutkan dalam QS At-Taubah:108, “..Allah
menyukai orang-orang yang bersih”.
Selain itu, thaharah menjadi hal
yang sangat penting dalam Islam karena berkaitan dengan kesempurnaan shalat. Nabi Muhammad
bersabda bahwa Allah tidak akan menerima shalat tanpa taharah (HR Muslim no 224).
Artinya, kesempurnaan shalat ditentukan oleh thaharah yang sempurna pula, yang juga tertera dalam QS Al Maidah:6 dan HR Bukhari no 744. Jadi, dengan banyaknya
dalil yang menggarisbawahi pentingnya bersuci membuat kita harus menaruh
perhatian yang besar untuk melakukan taharah.
Apa Pentingnya Taharah Di Situasi Pandemi?
Lantas, bagaimana relevansi Fikih Taharah terhadap pandemi Covid-19, dan bagaimana penerapannya? Corona Virus Disease
(Covid-19) adalah virus menular yang menginfeksi organ pernapasan. Media
infeksi virus ini melalui cairan dahak atau liur penderita (droplets). Gejala penyakit ini salah
satunya adalah batuk-batuk, sesak napas, serta demam tinggi. Virus ini menyebar
ketika penderita virus batuk sehingga akhirnya dapat masuk melalui mata,
hidung, mulut orang lain. Penyebaran virus ini dapat dihentikan dengan cara menjaga
kebersihan diri dan lingkungan dari droplets ini, yang bisa saja menempel di
wajah maupun benda-benda yang kita sentuh. Cara menghentikan penyebaran virus
ini diantaranya mencuci tangan dengan sabun, membersihkan barang yang disentuh
banyak orang dengan disinfektan, mandi, menjaga kebersihan mulut dan wajah, dan
masih banyak lagi.
Disinilah pentingnya
salah satu dimensi taharah yang memerintahkan kita untuk bersih secara lahir
atau materi. Upaya pencegahan virus yang menganjurkan cuci tangan sebenarnya
ada dalam berwudhu yang umat Islam lakukan minimal 5 kali sehari. Ketika
berwudhu, kita membasuh bagian tangan serta wajah, bagian-bagian yang menjadi
jalur masuk virus ke paru-paru. Bahkan, Rasulullah juga menganjurkan untuk
mencuci tangan setelah bangun tidur dalam hadist riwayat Al-Bukhari. Walaupun
mencuci tangan untuk mencegah virus harus memakai sabun karena Covid-19 hanya
bisa mati dengan sabun, esensinya sama-sama menjaga kebersihan.
Mandi juga menjadi
salah satu protokol kesehatan yang dianjurkan setelah kita beraktivitas di
luar. Mandi sebagai pencegahan Covid-19 ini berarti mencuci sekujur badan
dengan sabun, mirip dengan tata cara mandi besar yang mengharuskan kita untuk
mencuci ujung kaki hingga kepala agar suci. Di samping mandi, baju yang telah
dipakai harus dicuci bersih karena dikhawatirkan baju kita tersentuh
barang-barang yang terinfeksi virus, yang mana konsep ini mirip dengan konsep
pembersihan hadast kecil. Inti dari semua ini lagi-lagi sama, yaitu untuk
menjaga kebersihan.
Hal yang tak kalah
penting adalah atau sikat gigi. Covid-19 adalah virus yang menyerang organ
pernapasan. Virus Covid-19 masuk melalui mulut, hidung, dan mata
karena organ organ ini dapat terhubung ke paru paru. Maka dari itu, sangat
penting untuk menjaga kebersihan bagian muka dalam hal ini mulut, yang dapat
dijaga kebersihannya dengan menggosok gigi.
Sunnah nabi menganjurkan kita untuk membersihan mulut dengan siwak sehingga relevan di situasi pandemi Covid-19.
Sunnah nabi menganjurkan kita untuk membersihan mulut dengan siwak sehingga relevan di situasi pandemi Covid-19.
Kesimpulan
Taharah menurut bahasa berarti suci dan bersih.
Esensi taharah adalah menghadirkan keadaan yang bersih dari luar tubuh
sekaligus suci dalam diri. Dalil mengenai taharah ada dalam Al-Quran dan Sunnah
sehingga bahasannya sangat penting dalam Fikih. Seiring adanya pandemi Covid-19
yang mengharuskan kita menjaga kebersihan, gaya hidup umat muslim sangat
menjawab permasalahan tersebut. Terdapat
banyak sekali perilaku yang sesuai dengan bab Taharah Fikih MI yang relevan untuk
mencegah Covid-19, diantaranya wudhu mencuci tangan, muka, mulut, mencuci
tangan setelah tidur, mandi bersih, membersihkan pakaian dan diri serta menjaga
kebersihan mulut dengan menyikat gigi. Selain menjadi bagian dari thaharah, menjaga kebersihan sebagai esensi thaharah juga
dapat menghindarkan kita dari bakteri dan virus yang berbahaya.
Komentar
Posting Komentar