Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Hakikat Pendidikan, Mengapa Kita Belajar?

Gambar
"Pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia", Begitulah kalimat yang dilontarkan kakak tingkat kami ketika masa orientasi di fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan kala itu. Fakultas ini adalah salah satu fakultas yang tertua di kampus kami, Kampus Putih. Aku rasa, selain gedung yang bercat putih, Kampus Putih mempunyai simbol kebaikan dan kesucian yang ingin ditonjolkan. Lupakan cerita tentang kampusku. Aku ingin bicara tentang hakikat pendidikan. Di jurusan pendidikan khususnya di sini, ada satu mata kuliah wajib bernama Filsafat Ilmu. Salah satu bahasan matkul ini menilik bagaimana ilmu berkembang dan bagaimana ia dapat membangun peradaban, dari zaman prasejarah hingga sekarang. Sejak dulu, pendidikan adalah sesuatu yang menjadi "alat" bagi manusia untuk melanjutkan hidup. Pada zaman sulit, manusia mempertahankan diri dengan cara mempelajari lingkungan sekitarnya. Agar seseorang mendapat makanan, ia harus berburu. Untuk berburu, ia membutuhkan senjata. Mel...

Anak di Lingkungan Kompetitif (Sebuah Opini)

Gambar
Masa penerimaan siswa baru telah dimulai. Ada yang senang karena dapat diterima di sekolah favorit, ada yang bersedih hati karena gagal diterima dan harus masuk ke sekolah yang tidak favorit. Terkadang tidak hanya siswanya saja, orangtua juga tak kalah sedih. Mereka khawatir, kira-kira bagaimana anakku dapat berkembang dengan baik di sekolah yang tidak favorit? Perspektif tadi bukannya tidak berdasar. Masyarakat seringkali berpandangan bahwasannya penting untuk kita berkumpul diantara orang-orang cerdas. Ketika kita gagal mendapat tempat diantara orang-orang yang terbaik, ada yang seringkali merasa tertinggal, rendah diri, tak layak, hingga bodoh. Suatu paradigma yang biasa di lingkungan kita, dimana standar kepintaran seseorang ditentukan oleh dimana dia sekolah, apa almamaternya. Namun bagi saya, dimana kita berada tidak mutlak mencerminkan diri kita yang sebenarnya. Saya sudah pernah menjadi orang biasa diantara orang orang terbaik. Dan juga pernah menjadi yang terbaik di tengah...

Menjadi Guru dan Murid Sekaligus

Gambar
Dalam hidup saya, Saya menjadi guru dan murid sekaligus. Ketika saya menjadi guru, saya belajar dari anak anak murid. Belajar bagaimana mereka melakukan sesuatu dengan cara serta sudut pandang mereka masing-masing. Ada yang baru, ada yang unik. Semua hal itu turut memberi andil bagi saya, seorang guru yang semangat mencari ilmu sebanyak banyaknya agar selalu punya suplemen pengetahuan untuk dibagi. Saya juga adalah seseorang yang diajar—seorang murid. Label murid akan selalu melekat selama saya menuntut ilmu. Apalagi prinsip "lifelong education" menjadikan saya seorang "murid" terus sepanjang hidup. Selama saya belajar, dari SD hingga berkuliah saya biasa diajar oleh guru/dosen yang punya bermacam-macam sifat. Ada yang passionate mengajar, ada yang asal-asalan, ada yang seperlunya saja, ada yang bepikir "yang penting sudah memenuhi jam mengajar". Melalui hal tersebut, saya pun belajar bagaimana menjadi guru yang baik dari melihat tabiat-tabiat guru...