Book Summary: Why I'm No Longer Talking to White People About Race
Why I'm No Longer Talking to White
People About Race, understand racism and white privilege by Reni Eddo-Lodge, a
summary by Audrey Shafia
Buku yang sangat menarik buatku.
Topiknya lagi hangat diperbincangkan; Rasisme. Buku ini ditulis oleh seorang
wanita kulit hitam yang tinggal di Inggris. Menggambarkan kehidupan di UK yang
penuh isu rasis. Menurutku ada benarnya jugaa, coba kalo kamu mikir Inggris,
pasti ingetnya orang orang kulit pucat macam tokoh tokoh utama di film Harry
Potter. Turns out that, rasisme secara gak sadar jadi budaya yang udah mendarah
daging. Ini gak lepas dari sejarah Inggris yang berhubungan sama
kolonialisme-imperialisme dan perdagangan budak kulit hitam yang dulu sempat
jadi isu besar di tahun 1500an, hingga muncul perundang-undangan yang mengatur
tentang penghapusan perbudakan pada tahun 1833. Tapi nyatanya, sampai sekarang
pun masih banyak sisa-sisa pengaruh rasisme di Inggris. Bukan cuma perbudakan,
bahkan pada PD 1 Inggris juga banyak menyalahi hak-hak orang Asia dan melakukan
segregasi pada orang India.
"Institutional racism"
mulai banyak ditemui setelah masa-masa itu. Contoh institutional rasicm akan
dipaparkan di kasus berikut.
Orang kulit hitam punya sejarah di
Inggris. Pada tahun 1948 Inggris mengadakan upaya asimilasi dengan negara-negara
persemakmuran Inggris—yakni negara negara bekas jajahan Inggris untuk memberi
hak untuk tinggal di tanah Inggris. Orang-orang kulit hitam yang masuk ke
Inggris meningkat dan mulai timbul masalah-masalah rasisme. Tetapi bukannya
mencari solusi untuk itu, pemerintah malah membatasi hak imigran untuk masuk ke
Inggris. Sekarang imigran harus mempunyai izin resmi untuk menetap di Inggris
hingga saat ini. Masuknya imigran dinilai sebagai penyebab masalah rasisme. Ini
mengindikasikan bahwa institusi, dalam hal ini pemerintah secara tidak langsung
mempraktikkan diskriminasi.
Rasisme bisa berupa banyak hal;
anggapan, impresi dan cap tertentu oleh masyarakat pun bisa termasuk structural
racism. Jika institutional racism adalah diskriminasi ras oleh instansi,
structural racism lebih berefek luas pada masyarakat. Salah satu contohnya
adalah jika kamu seorang kulit hitam bersekolah di Inggris, kemungkinan
mendapat nilai lebih rendah daripada teman lain lebih besar. Dengan kata lain,
kesempatan untuk mengakses hak diperkecil oleh struktur masyarakat.
Selanjutnya, ada istilah white
privilege: bentuk rasisme yang berpihak pada orang kulit putih karena
memunculkan sisi positif mereka, mengarahkan mereka pada kesempatan yg lebih
besar dibandingkan ras lain.
Cerita menarik tentang percakapan
penulis dengan salah seorang teman berdarah Prancis yang berkulit putih.
Penulis bercerita bahwa di kantor ia mendapatkan perlakuan tidak adil karena
tidak mendapatkan promosi karena kalah dengan koleganya yang punya kemampuan
sama dengan penulis. Teman kulit putihnya ini menjadi sensitif dan bersikukuh
bahwa pasti ada hal lain yang membuatnya tidak mendapat promosi selain anggapan
rasisme. teman ini tak sadar mempunyai
white privilege yang, suka atau tidak memberikannya kesempatan positif lebih
besar dari ras kulit hitam. Dan dengan ia gagal memahami ini, dia telah
mendiskriminasi orang lain.
Ada banyak orang diluar sana yang
seperti teman ini, yang tidak sadar bahwa ras secara tidak sengaja berpihak
pada orang-orang kulit putih. Orang orang seperti ini tidak dapat melihat
masalah rasisme pada sudut pandang selain orang kulit putih. Mereka tak sadar,
bahwa dengan melakukan ini mereka sudah mendiskriminasi.
Orang-orang Inggris sepertinya
takut jika orang orang hitam akan mendominasi tanah mereka dan mungkin akan
merampas hak prestisius mereka. mungkin inilah yang menyebabkan orang Inggris
memilih untuk meninggalkan Uni Eropa, untuk dapat memegang alih otonomi
terhadap imigran di Inggris. Ketakutan yang sebenarnya tak beralasan, karena
orang orang kulit putih telah mendapat hak yang sudah sangat eksklusif. Mereka
berkuasa di Inggris dan orang kulit hitam otomatis minim kekuatan.
Maka dari itu, dicetuskan bahwa
kita butuh semacam feminisme yang juga membela hak semua yang tertindas—
termasuk ras, dan bukan hanya hak yang membela wanita kulit putih.
Akhir akhir ini feminisme banyak
diserukan dan menghasilkan pemimpin pemimpin feminisme, yang biasanya perempuan
kulit putih. Karena mainstreamnya diserukan oleh wanita berkulit putih,
menjadikan mereka diuntungkan white privilege. Maksudnya, pengaruh positif
lebih condong kepada para perempuan saja, namun abai ketika memerhatikan ras
perempuan itu.
Contoh, seorang wanita kulit hitam
mendapat perlakuan bukan hanya seksisme, tapi juga rasisme. Dua dalam satu
waktu. Pengalamannya berbeda dengan wanita kulit putih.
Menurut penulis, feminisme
harus mengikutsertakan ras dalam
analisisnya. Dengan begitu kesetaraan kesempatan bisa dicapai oleh semua orang
bahkan orang kulit hitam sekalipun.
Great book, membuka mata bahwa isu
rasisme emang separah itu!
Komentar
Posting Komentar